RSS

Sabtu, 21 November 2009

Menunggu Hujan

Hujan turun lagi. Mungkin karena Hujan adalah musim yang dipergilirkan. Hujan adalah inspirasi. Di dalam gemuruhnya yang ramai, kita diberikan jeda untuk berpikir dan merenung akan banyak hal. Dia adalah kehidupan, menghapus kegersangan, sama seperti matahari.

Bukan cerita hujan yang ingin kubicarakan. Hanya menunggu waktu, berharap derasnya akan berhenti dan aku dapat pulang sambil menghitung hari di tiap ruas jalan yang akan terlewati. Karena hari sebentar lagi akan malam, dan semua akan menjadi senyap. Tapi tak berarti kehidupan akan terhenti. Kehidupan hanya berganti dengan wajahnya yang baru hingga tengah malam nanti, saat orang2 mulai lelah dan ingin melabuhkan diri pada kasur empuk.

Aku? apa yg akan aku lakukan malam ini? Pertanyaan bodoh. Karena jawabnya adalah; sama saja dengan malam2 lalu. Saat aku harus menghitung detik2 waktu, menunggu di tepi jendela kamar, berharap sesuatu yang tidak akan pernah terjadi. Lalu menghamburkan kekesalan demi kekesalan yang selama ini lama tersimpan rapi.

Lama sudah ku membujuk hati, berkompromi dengan kenyataan dan membawanya lari sejauh2nya. Aku ingin tak seorangpun tahu apa yang aku risaukan selama ini. Tentang hati inikah itu, tentang cita2 kah itu, atau tentang apa saja... meskipun pada akhirnya tetap akan ada satu ruang yang kian hari kian hampa... Tapi tenang saja, kuyakin pada akhirnya semua akan baik2 saja....


"ditulis saat menunggu hujan berhenti.."

1 komentar:

tini mengatakan...

gelisah ukh?? salam ukhuwah :)