RSS

Rabu, 23 Desember 2009

Keajaiban

Senangnya bisa memborong hadiah pada malam itu Gara2nya anak asrama ngebuat lomba puisi, cerpen dan masak nasi goreng moment hari ibu. Dan malam tanggal 21 kemaren itu adalah waktu pembagian hadiahnya. Gak nyangka bisa memberondong hadiah juara pertama lomba cerpen dan lomba masak. Kalau lomba nulis cerpen sih mungkin biasa, tapi kalo lomba nasi goreng seleksinya ketat bangets, soalnya semua temen2 pada ikut. SO, ketika di umumkan juara ke 3 lalu ke 2 udah yakin gak mungkin juara 1, tapi alhasil, kenyataan berkata lain. wah... senang dan surpsise bangets.

He he he... gak begitu penting may be buat diceritain kisah ini. Tapi gak apa2 deh, mumpung masih bisa mengingatnya. Cos, mungkin next year gak bakalan tinggal di asrama lagi, dan gak mungkin buat ngikutin lomba serupa (wuih..,.jd sedih).

Tapi ada satu pelajaran dr itu semua. Bahwa sesuatu yang kita dapatkan dengan tidak disangka2 itu, akan lebih mengesankan dari apa yang bisa kita tebak sebelumnya. Dan dalam hidup ini saya percaya bahwa Tuhan pasti bakalan ngasih keajaiban jika kita telah menanamkan keyakinan.

Sibuk dan Produktif?

Benar2 ngerasa sibuk dan gak bisa membagi waktu sebulanan ini. Entah mengapa. Cuma bisa stay di rumah pagi hari sampai jam 9-an, lalu harus terburu2 ke suatu tempat rutinitas. Semua rutunitas itu baru akan berakhir sore hari. Dan malam hanya akan diisi dengan acara tidur2an, bahkan menahan kantuk hingga pukul 21 saja sudah kewalahan. Sibuk sepertinya. Tapi samakah sibuk dengan produktif? Tidak tentu saja. Dan itu yang saya perlu tanyakan ulang dengan diri ini. Adakah saya sudah produktif dg kesibukan ini?

Senin, 14 Desember 2009

Setumpuk Pilihan


Hidup adalah setumpuk pilihan. Sayangnya dalam situasi tertentu, kita mengalami kesulitan menentukan mana yang terbaik. Atau sebaliknya, setelah kita memilih, kita merasa ada sesuatu yang salah dengan pilihan kita. Entah kenapa.

Pagi ini saya 'berkunjung' ke kamar seorang teman di asrama tempat saya tinggal, dan menemukan buku Greatness Guide, tulisan Robin Sharma. Ada kalimat di chapter 42 yang meresap. At least, ia telah membantu saya memantapkan pilihan hati. Akan saya coba menyadurnya.

"Bangunlah pagi-pagi setiap hari dan bertanya pada diri sendiri,”Apa yang akan saya lakukan jika hari ini adalah hari terakhir hidup saya?” Sebagian besar kita membiarkan hidup yang mengatur kita. Kita terkantuk-kantuk di roda kereta kehidupan kita sendiri. Hari pun berubah menjadi minggu, minggu menjadi bulan, dan bulan berubah menjadi tahun. Tiba-tiba kita telah terbaring di ranjang kematian kita, berpikir dg sesal, “Ketika matahari bersinar dan toko toko dibuka -waduh!- saya lupa belanja. Sekarang malam sudah larut, dan saya baru ingat kalau harus belanja.”

Jalani hidup seakan hari esok tak akan pernah tiba. Ambil beberapa resiko. Bukalah hati lebih lebar. Katakan apa yang kau inginkan. Ungkapkan cinta. Tersenyumlah. Bernyanyi. Menari. Bermain. Tolonglah mereka yang membutuhkan…

Bersinarlah…karena hidupmu bukan untukmu sendiri...

Minggu, 13 Desember 2009

No more crying

Hari itu mungkin tak akan ada tangis lagi. Dialah hari ketika air mata akan berhenti, pertanda akhir dari kelelahan selama ini. Hanya kata ‘selamat tinggal dan sampai jumpa lagi,’ semoga cukup membayar semuanya...


Ada banyak peristiwa yang membuat kita bertemu banyak orang. Pertemuan itu adalah kesempatan. Dan tidak ada satu pertemuan pun yang tidak disengaja. Semua pasti sudah tertulis dalam takdir manusia, dan menyiratkan maksud tertentu. Seperti kata orang bijak “semua pasti ada hikmahnya...”

Kita mungkin akan belajar banyak hal dari orang2 yang kita temui setiap hari. Siapa saja. Karena manusia satu sama lain itu unik. Ada yang mengajari kita kesabaran, ada yang mengajari kita kesederhanaan, ada yang mengajari kita ketulusan, ada yang mengajari kita optimisme, dan masih banyak lagi. Tapi kita tidak pernah tahu, siapakah dari mereka yang akan masuk lebih dalam di kehidupan kita, mungkin juga hati kita.

Seseorang mungkin akan masuk lebih jauh di kehidupan kita. Kita bersamanya setiap hari. Makan bersamanya, berjalan bersamanya, ngobrol dengannya, pendek kata beraktivitas bersamanya. Tapi itu bukan jaminan dia adalah seseorang yang masuk ke dalam hati kita. Bisa jadi seseorang yang menyentuh hati kita malah seseorang yang tidak selalu bersama kita, bahkan hanya sesekali kita temui, tapi ia membuat kita terkesan dan membuat kita memilih menyimpannya lebih jauh ke dalam hati.

Begitu banyak orang2 istimewa di luar sana. Tapi masalahnya tidak semua orang2 yang istimewa itu akan menjadi istimewa pula di hati kita. Seperti kata seseorang penulis, bertemu dengan banyak orang itu kesempatan, tapi mencintainya adalah pilihan. Begitu mudah kita mengucapkan “Welcome” pada siapa saja yang kita temui. Tapi begitu hati telah memilih seseorang untuk dicintai, kita merasa sulit mengucapkan “Good bye” saat harus melepasnya pergi.

Ketika kita mengatakan “Selamat datang” pada seseorang, kita akan mengatakannya sambil tersenyum. Namun saat kita mengucapkan “Selamat tinggal” kita hanya akan menangis dan terluka dalam. Meskipun demikian, kepergian juga mengajarkan banyak hal. Walau sejujurnya hati kita lebih menginginkan ia tetap ada dan bersama kita hingga akhir kehidupan.

Itulah kehidupan. Datang dan pergi, tawa dan tangis, selamat datang dan selamat tinggal. Ya, tidak ada yang abadi...... tapi saya percaya, ketika kita melepaskan seseorang yang istimewa, kita pasti akan dipertemukan dengan seseorang istimewa lainnya.....

So, no crying anymore

Jumat, 11 Desember 2009

Apa Salahnya Menangis

Seorang teman laki2 pernah bertanya pada saya : “Apa wajar laki2 menangis? Dan apa kamu gak malu kalo punya teman laki2 yg ‘suka’ nangis?”


Menangis? Satu kata itu agaknya dekat dengan kaum wanita memang. Tapi kalo laki2 menangis lucukah? Oww.... sama sekali tidak. Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah. Untuk kesadaran yang membawa pada kebaikan, why not? Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil. Toh menurut saya, itulah manfaatnya Tuhan menciptakan air mata. Bukankah segala sesuatu diciptakan ada manfaatnya. Kalau tidak digunakan, kan namanya tidak bersyukur.....


Menangis bukan menandakan kita lemah atau cenggeng, hanya cara kita mengekspesikan apa yang ada dalam jiwa kita. Toh, gak jamin orang yang gak nangis akan menyelesaikan masalahnya secara bijak, bisa jadi sebaliknya, saat kita telah menangis dan berniat untuk menyerahkan segala urusan pada-Nya, kita malah akan merasa lebih kuat....


Saya jadi teringat sahabat Rasul yang satu ini. Seorang panglima perang yang lembut hatinya. Siapa lagi kalau bukan Umar ibn Khattab. Pernah suatu ketika beliau melewati rumah seseorang yang sedang membaca Al-Quran. Ketika sampai suatu ayat yg menjelaskan tentang hari pembalasan, beliau lalu berdiam dan berdiri tegak, kemudian mengucurkan air mata sambil tersedu2. Sama halnya dengan Abu Bakar yang sampai2 dijuluki anaknya, Aisyah RA sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Subhanallah......


Nah, buat kita yang mungkin jarang menangis atau belum pernah menangis, maka menangislah....ketika membaca Al Qur’an, ketika berdo'a di sepertiga malam, ketika melihat orang2 disekeliling kita yang kurang beruntung, atau tangisilah diri kita karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Karena menangis akan melembutkan hati dan membuat kita lebih peka. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya. “......Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).

“Saat belajar tawakkal pada-Nya..”

Selasa, 01 Desember 2009

Pasangan Jiwa

Pasangan Jiwa, Adakah ? ....

....Kadangkala aku berkhayal seorang di ujung sana juga tengah menanti tiba saatnya. Begitu ingin , berbagi batin, mengarungi hari, yang berwarna, dimana dia pasangan jiwaku? ku mengejar bayangan, kian menghilang, penuh berharap... (Katon Bagaskara)

Bait-bait lagu "Pasangan Jiwa" yang cukup melankolis tadi, agaknya cukup disukai para lajang yang belum beruntung menemukan pasangan yang "pas". Dalam batin mereka acap bertanya-tanya: Siapakah seseorang diantara milyaran manusia di bumi ini yang kelak akan hidup bersamanya? Dimanakah seseorang itu berada? Kapankah ia akan menemuinya?

Sayangnya, ketika sudah mendapatkan seseorang pun, para lajang ini terkadang malas membuat komitmen. Alasannya, mereka belum yakin seratus persen bahwa pasangan yang bersamanya saat ini adalah seseorang yang tepat untuknya. Sebagian, bahkan merasakan seolah masih ada seseorang yang lebih tepat untuknya "melayang-layang" di luar sana. Hanya saja ia belum menemukannya. Tapi, sampai kapan..?

Begitukah friends? Benarkah ada yang disebut dengan soul mates, "pasangan jiwa" bagi tiap manusia di muka bumi ini? Apakah Anda percaya dengan apa yang disebut pasangan jiwa? Atau bisakah kita memiliki pasangan jiwa lebih dari satu di dunia ini? (Banyak pertanyaan ya�)

Sejumlah pakar kejiwaan percaya bahwa di dunia memang terdapat hubungan antara dua pasangan jiwa, dua jiwa yang ditakdirkan menyatu dengan kuat satu sama lain sepanjang waktu. Konon, dengan kehadiran pasangan jiwa ini, Anda akan merasakan benar-benar dicintai, benar-benar aman dan benar-benar dipahami.

Lantas bagaimana Anda mengetahuinya? Sejumlah teman mengatakan, "Ya pokoknya terjadi begitu saja, Kita tahu hanya dengan melihatnya. Dengan menggunakan perasaan." Tapi, perasaan macam apa? Psikolog Barbara De Angelis menggambarkan bahwa ketika Anda berjumpa pasangan jiwa Anda, Anda akan merasakan seolah-olah Anda ingin selalu bersamanya, tidak hanya hanya dalam kehidupan di dunia ini, tapi untuk selamanya. (dahsyat ya�).

Pertemuan tersebut, akan begitu saja memadamkan api kerinduan yang lama terkurung dalam hati Anda, sampai Anda berhasil bertemu satu sama lain. Suatu kerinduan istimewa yang tidak akan mampu dipuaskan oleh hubungan yang biasa mana pun juga.

"Untuk setiap saat, setiap menit waktu yang Anda luangkan bersamanya, Anda akan merasakan seolah "pulang ke rumah"" katanya.

Bagaimana kalau Anda tidak merasakannya?

Jawabannya ada pada hasil riset. Penelitian terbaru mengatakan: Andaikan Anda belum menemukan seseorang yang begitu sempurna yang bisa disebut sebagai pasangan jiwa, Anda masih dapat berkeyakinan menemukan seseorang.

Bagaimana caranya? Dengan berusaha tentu saja. Laki-laki dan perempuan, sebaiknya mengembangkan perasaan bahwa pasangan mereka pada dasarnya adalah gambaran diri, hakekat jiwa mereka sendiri, dan lebih memfokuskan hubungan pada kesamaan yang ada ketimbang perbedaan. "Dengan menerima seseorang sebagai diri Anda, seseorang yang akrab dengan Anda. Perasaan bahwa Anda memiliki spirit yang sama, pokoknya seseorang yang mirip dengan Anda-lah, dengan begitu Anda akan mengetahui dan memahami mereka sebagaimana dia adanya," kata Sandra L Muray, peneliti dari the State University of New York .

Tentunya, dengan memahami orang lain seperti Anda memahami diri sendiri, membuat Anda memahami pula segala kekurangannya. Seperti halnya Anda memaklumi kekurangan diri sendiri. Perkawinan-perkawinan abadi seringkali masuk kategori ini. Khususnya perkawinan yang menyisakan rasa damai dan kebahagiaan pada akhir kisahnya.

Dikatakan Barbara, hubungan kasih sayang yang berkaitan dengan pasangan jiwa ini tidak selalu diisi dengan hubungan emosional yang spontan, bergairah, dan mendebarkan sepanjang waktu. Kadang kita tidak menemukan pasangan yang tepat dengan begitu saja. Diperlukan sedikit usaha agar pasangan jiwa ini menuju tingkat saling mencari kecocokan dan memahami satu sama lain, sehingga tercipta hubungan yang kokoh.

Apakah selalu berupa hubungan yang abadi ?

Konon tidak ada satu hal pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan, kadangkala dua orang terseret jauh dalam masalah-masalah kehidupan ini secara bersama-sama. Menurut Barbara, setiap hubungan yang terjadi antar manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Maka, bukan kebetulan pula bahwa dua orang tertentu terlibat dalam suatu hubungan kasih sayang.

Masing-masing orang di dunia ini, menurutnya, akan menemukan pasangan jiwanya sendiri-sendiri. Bisa dengan cara yang cukup mudah, namun kadangkala harus melalui peristiwa yang sangat dramatis dan mendebarkan.

Bisa saja seseorang memiliki pasangan jiwa lebih dari satu, sebab tidak selalu hubungan kasih sayang itu berlangsung selamanya. Satu hal yang pasti, apakah hubungan itu hanya berlangsung selama satu minggu, apakah pasangan tersebut hanya hidup bersama selama satu tahun, atau limapuluh tahun? Tujuannya tetap sama mereka menjadi manusia, menjadi pasangan jiwa yang saling menyayangi pada masanya.

Mereka kadang datang sebagai sahabat, sebagai kekasih. Orang yang datang dalam kehidupan Anda tepat ketika Anda membutuhkan kasih sayang. Bisa saja ia hanya mampir sebentar menemui Anda, dan kemudian bergerak terus untuk menemui seseorang yang lebih tepat dan cocok dengannya. Demikian juga Anda. Namun, setiap pasangan yang saling menyayangi �entah itu akan abadi atau tidak- pada dasarnya adalah pasangan jiwa. Bagaimana dengan pasangan jiwa yang abadi?

Beberapa ajaran agama mengatakan bahwa setiap manusia bisa memiliki beberapa pasangan jiwa yang abadi. Sementara ajaran-ajaran lainnya, mengatakan bahwa hanya ada satu pasangan jiwa abadi dalam diri setiap pasangan, selama hidupnya.

Yah, apapun yang mereka katakan, kalau saat ini Anda sudah bertemu pasangan jiwa Anda, sebaiknya Anda tidak usah peduli apakah ada jiwa lainnya yang melayang-layang di alam semesta ini menanti saatnya bertemu. Yang paling penting bagi Anda adalah berikanlah kasih sayang pada pasangan Anda, tanpa syarat. "Kalau engkau begini, maka aku akan menyayangimu," itu bukanlah kasih sayang.

Kasih sayang, menurut penulis Andrew Matthews berarti menerima orang lain apa adanya. Menyayangi dengan mencari kebaikan dalam dirinya. Dan jika Anda bisa melakukannya terus menerus, Anda dijamin akan memperoleh kebahagiaan bersama pasangan Anda. Tanpa perlu repot menghabiskan energi memikirkan diakah pasangan jiwa yang dikirim Tuhan untuk Anda. Begitu kawan..?

"Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai
Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat... itulah kesempatan
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan... itu kesempatan
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan
Itupun adalah kesempatan

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut
Bahkan dengan segala kekurangannya
Itu bukan kesempatan... itu adalah pilihan
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi
Itu adalah pilihan
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya
Itulah pilihan

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang bagai kesempatan pada kita
Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan
Pilihan yang kita lakukan
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat :
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil."

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untukmu
Tetapi tetap berpulang padamu untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin melakukan
sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai
Tetapi untuk belajar mencintai seseorang yang tidak sempurna... dengan cara yang sempurna"

Taken from http://dudung.net - Sumber : kompas.com