RSS

Jumat, 11 Desember 2009

Apa Salahnya Menangis

Seorang teman laki2 pernah bertanya pada saya : “Apa wajar laki2 menangis? Dan apa kamu gak malu kalo punya teman laki2 yg ‘suka’ nangis?”


Menangis? Satu kata itu agaknya dekat dengan kaum wanita memang. Tapi kalo laki2 menangis lucukah? Oww.... sama sekali tidak. Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah. Untuk kesadaran yang membawa pada kebaikan, why not? Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil. Toh menurut saya, itulah manfaatnya Tuhan menciptakan air mata. Bukankah segala sesuatu diciptakan ada manfaatnya. Kalau tidak digunakan, kan namanya tidak bersyukur.....


Menangis bukan menandakan kita lemah atau cenggeng, hanya cara kita mengekspesikan apa yang ada dalam jiwa kita. Toh, gak jamin orang yang gak nangis akan menyelesaikan masalahnya secara bijak, bisa jadi sebaliknya, saat kita telah menangis dan berniat untuk menyerahkan segala urusan pada-Nya, kita malah akan merasa lebih kuat....


Saya jadi teringat sahabat Rasul yang satu ini. Seorang panglima perang yang lembut hatinya. Siapa lagi kalau bukan Umar ibn Khattab. Pernah suatu ketika beliau melewati rumah seseorang yang sedang membaca Al-Quran. Ketika sampai suatu ayat yg menjelaskan tentang hari pembalasan, beliau lalu berdiam dan berdiri tegak, kemudian mengucurkan air mata sambil tersedu2. Sama halnya dengan Abu Bakar yang sampai2 dijuluki anaknya, Aisyah RA sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Subhanallah......


Nah, buat kita yang mungkin jarang menangis atau belum pernah menangis, maka menangislah....ketika membaca Al Qur’an, ketika berdo'a di sepertiga malam, ketika melihat orang2 disekeliling kita yang kurang beruntung, atau tangisilah diri kita karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Karena menangis akan melembutkan hati dan membuat kita lebih peka. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya. “......Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).

“Saat belajar tawakkal pada-Nya..”

1 komentar:

Dini Haiti Zulfany mengatakan...

setelah menangis itu lega..