RSS

Jumat, 27 Juni 2008

AKU INGIN MENGEPAKKAN SAYAP

"Aku ingin mengepakkan sayap,
Di suatu tempat yang sangat tinggi.
Aku ingin menerbangkan letih,
Pada awan yang menggumpal putih..."


Kadang, kita merasa sangat kelelahan berjalan. Entah karena panas matahari yang terik atau derasnya hujan, atau mungkin karena angin malam yang mendinginkan badan. Sunnatullah dakwah kah itu namanya? Ya, itulah sunnatullah. Ketetapan bagi mereka yang memilih "kekal di dalam akhirat yang indah".

Tribulasi adalah keniscayaan. Kalimat pertama yang terasa menggetarkan semangat perjuangan pada awal2 tarbiyah dulu. Ah, rasanya ingin segera memenuhi panggilan dakwah seketika itu juga. Namun beberapa tahun berjalan, nyatanya tak seperti yang diharapkan. Kadang tribulasi yang datang serasa menggerogoti semangat perjuangan. Kanan kiri, melihat teman-teman yang "berhasil", cepat lulus kuliah atau berprestasi di bidang akademik, rasa iri itu pasti ada. Apalagi kala kita merasa kita dulunya juga golongan orang2 yang punya prestasi yang sama seperti mereka. Rasa kangen pada masa lalu itu tiba-tiba menjelma menjadi titik-titik yang memilukan, karena kita saat ini bukanlah kita yang dahulu dengan segudang prestasi akademis atau mahasiswa kesayangan dosen di kampus. Kesibukan dakwah dan mengurusi masalah ummat, serta merta mengambil jatah waktu istirahat dan belajar kita, walaupun sebenarnya di luar itu kita telah belajar lebih banyak dari mereka yang sekedar mengurusi diktat-diktat kuliah. Ya, sebenarnya kita telah belajar untuk peduli dengan orang lain, di saat orang lain sibuk mengurusi diri mereka sendiri. Kita belajar untuk ikhlas di saat kita mendapatkan nilai yang biasa-biasa saja di suatu mata kuliah, meski sebenarnya di mata Allah kita mendapat nilai istimewa. Kita belajar untuk berkorban, memberikan harta, tenaga dan pikiran kita meski kadang banyak yang tak pedulikan pengorbanan kita. Hanya berharap suatu saat Allah pasti akan memberi bonus pada kita, walau pastinya kita tak tahu.

Manusiawi. Perasaan letih, sakit, sedih, marah, atau segudang ekspresi perasaan lainnya adalah manusiawi. Kita aktivis dakwah, manusia dan bukan malaikat. Siapa pun pasti tak ingin hidupnya berantakan. Siapa pun pasti mendambakan hidup "nyaman" di dunia.
Namun, apakah itu satu2nya tujuan? atau itukah semulia2 keinginan? We have known the answer. Kita sudah tahu jawaban yang benar.....

0 komentar: