RSS

Selasa, 30 Juni 2009

Saya Mulai Percaya itu

”Dalam hidup ini aku hanya diajarkan untuk kehilangan…
Untuk mempertahankan apa yang tidak akan ku miliki…
Untuk mencintai orang yang salah…
Untuk menyayangi orang yang akan pergi…
Dan untuk menghadapi mimpi dalam hidup nyata...”


Sepenggal tulisan diatas milik seorang teman yang saya copy paste dari profile face booknya. Teman yang umurnya mungkin lumayan jauh dari saya. Tapi saya yakin pengalamannya luar biasa hebatnya dan luar biasa banyaknya. Saya tak mengenalnya begitu dekat. Hanya tahu bahwa ia adalah orang yang pertama mengenalkan saya pada dunia broadcasting. Selebihnya, saya hanya mengenalnya sepintas lalu saja.


Tak sengaja juga melihat tulisan di profile face booknya, dan… menarik, pikir saya. Untuk dicerna, untuk diambil pelajaran darinya. Rahasia hati memang hanya Tuhan yang tahu. Saya juga tak tahu bagaimana teman ‘jauh’ saya ini menyimpan rapat rahasia hatinya selama ini, menanggung jerih sendirian untuk memperjuangkan banyak hal, lalu kemudian kembali berlari. Namun, saya ingin belajar dari nya, juga dari siapa saja yang saya temui dan akan saya temui di kemudian hari.

Dalam hidup, saya telah bertemu dengan banyak orang, dengan berbagai karakter, dengan cara berpikir yang beragam. Jika saja boleh memilih, manusiawinya saya ingin bertemu dengan orang yang akan membuat saya bahagia, tertawa terbahak-bahak, dan tak mengenal patah hati dan kecewa, agar saya dapat bergembira bersamanya. Saya juga ingin bertemu dengan orang2 yang bersemangat menghadapi hidup ini. Sehingga saya tak mengenal pesimis dan putus asa. Tapi, tetap saya harus bertemu dengan mereka, orang2 yang bersedih di simpang jalan hidup ini. Menanti hidup agar berujung lebih baik dan Tuhan ‘berbaik hati’ melepaskan semua beban hidup yang sering melelahkan untuk dibawa. Di simpang yang lain, saya juga harus bertemu dengan orang2 yang pesimis, orang-orang yang gagal dan menangisi keadaan. “Hidup itu satu kesatuan yang utuh”, kata seorang teman saya yang lain dalam sebuah e mailnya. Again and again, saya harus bertemu mereka untuk satu kata sederhana ‘belajar’ dari mereka semua, untuk memandang hidup sebagai satu kesatuan yang utuh.

Ya, seperti teman saya ’jauh’ yang saya ceritakan sebelumnya, saya juga demikian adanya. Sering salah terlebih latah dalam mempertahankan apa yang tak akan saya miliki, mencintai orang yang salah, menyayangi yang akan pergi, dan banyak bermimpi padahal hidup yang nyata. ”Ah, kalaulah saya tahu dari dulu bahwa semua hanya akan berujung pada kesia2an, tak akan saya melakukannya,” pikir saya waktu dulu. Tapi kawan, ternyata manis itu baru akan terasa jika pernah mengecap pahit. Dan bahagia itu baru akan kita maknai secara benar, bila kita pernah terluka. Terjatuh akan mengajarkan kita tentang bagaimana berdiri dengan benar. Caranya Tuhan memang unik dan indah kawan.... meski jauh dari apa yang kita harapkan pada awalnya, tapi... akan selalu indah pada akhirnya, saya mulai percaya itu.



”Great thanks to bang Ary for the wise words. Maaaaafff….kalau gak bilang2 mau buat tulisan ini…”

3 komentar:

Dini Haiti Zulfany mengatakan...

my father told me every single time we gather in the dining room:

"No gain without pain, kak"

and that works in life, in everyone's life... bahkan melalui alam Allah pun sudah memperlihatkan kita dengan fenomena yg serba teratur..

matahari: hanya di timur dan barat untuk terbit dan tenggelam.

Kalo katanya Andrea Hirata, Allah Maha Tau tapi Allah menunggu.. Oh yeah sure, karena Allah makes everything beautiful in the rait place and time...

kalo kate MR dini yang pertame tu kak, "Kita suatu kali boleh tersandung, tapi tak boleh sampai terjatuh. Karena besok dan besok lagi, kita masih harus menuliskan sejarah hidup kita. Sedangkan lusa, kita masih harus belajar menjadi seseorang yang berharga bagi dunia"

aiih, I do really love MRku yang pertama ituh, kakak ^_^

*kok jadi curhat yeh heh*

Anonim mengatakan...

dimanapun dan apapun posisi serta kapasitasmu, menulis adalah sebuah kehidupan, ungkapan emosi tanpa suara, tapi lebih tajam dari seribu soundrenalin manusia...., alam merupakan guru paling bijaksana bagi kita, yang tak mengajarkan abu abu kehidupan ini, tapi hitam putihnya, agar kita benar benar menjadi alumni yang kaya spritual hidup.... , keep smile, yang pergi tak usah diharap kembali,siapkan diri menanti yang hadir di kenyataan hidup ini...chayoooo, .... ( teman jauh mu :))

Anty mengatakan...

To dini: thanks jg dini, udah ngajarin banyak hal selama jadi ....(ehm...)mudah2an kt semua dapat senantiasa belajar atas apapun yang menjadi ketetapan-Nya

To Bang Ary: Lagi2 masalah akan membuat kita berfikir, berfikir membuat kita bijak... once more thank u