RSS

Rabu, 09 September 2009

Melankolis

Belakangan ini isi blog saya pada melankolis banget ya? Ceritanya, beberapa teman bilang blog saya isinya tulisan patah hati dan patah semangat gitu. Waduh, saya jadi malu nih. Saya ini paling gak PD kalo dibilang melankolis atau romantis yang dramatis. Terlalu mengada-ada rasanya. Padahal gak segitunya. Tapi, apa harus saya merombak isi blog saya hanya karena takut dibilang mellow? ;0

Melankolis, 1 kata itu begitu sensitive rasanya ditelinga saya. Karena kesan pertama yang muncul kala orang bertemu saya pasti saya dibilang melankolis, entah karena apa. Padahal, isi tes psikologi kepribadian saya menyatakan saya ini dominan koleris, dan melankolis menempati urutan ke-2. Namun bukan itu masalahnya. Hanya saja persepsi melankolis yang sepertinya salah dikalangan teman-teman saya.

Mungkin selama ini pribadi melankolis itu identik dengan cengeng, nangis, pemurung, pendiam, pesimis, pokoknya yang kurang baik.... Padahal banyak kok nilai plus pribadi melankolis seperti berpikiran mendalam, analitis, perfeksionis, sanggup mengerjakan rutinitas, detail, puitis, teratur, rapi, menyukai sastra, dan masih banyak poin positif lainnya. Loh? Tapi kok banyak juga yang salah persepsi. Kadang2 saya kesal sendiri, ngomel dalam hati dan protes juga, apa gak baca buku ’personality plus’ atau buku sejenisnya kayak ’pumping talent’ gitu?

Tulisan ini sebenarnya tak bermaksud membuat klarifikasi bahwa saya ini bukan penganut melankolis sejati. Nyatanya, saya menikmati saat-saat saya sedang mellow. Walhasil tulisan yang dibuat jadi lebih mengalir, dan lebih dapat feelnya aja. Gak perlu juga kan saya teriak-teriak ’aku bukan melankolis...’ karena toh selama ini saya merasa nyaman-nyaman aja menjadi diri sendiri. Gak perlulah stress mikirin pendapat orang lain. Hanya saja, agaknya perlu meluruskan persepsi teman-teman yang sering membuat generalisasi tentang melankolis semaunya... he he... \0_0/

0 komentar: