Waktu selalu menciptakan jarak dan objektifitas tentang apa yang sudah kulewati dalam hidup. Setelah menulis banyak cerita di buku harian dan blog ini, aku baru teringat bahwa aku punya hidup. Dan aku telah melakoni banyak adegan hidup ini.
Sejak dulu, aku terbiasa mencatat setiap kejadian mengesankan, membahagiakan, mengharukan, dan memedihkan dalam hidup ini.. Sekarang, saat aku kesal, benci, marah, tidak puas, pesimis, negatif, aku akan mengambil buku untuk menuliskannya.Aku mengakui, bahwa semua itu hanya perasaan, dan perasaan bisa berubah. Aku juga tahu itu adalah energi yang ingin menemukan tempatnya.
Aku mulai menulis dari kebahagian dan kepedihan setiap hari, yang pada akhirnya akan menghadirkan kecintaan pada hidupku yang kecil dan sering kehilangan arah ini. MePost Optionsngapa aku menulis? Ya, karena aku lebih memilih menutup mulut dari pada mengumbar egoku untuk bercerita pada mereka. Aku menulis, untuk menyembunyikan ego sejatiku, bahwa aku ingin keabadian, aku ingin orang-orang yang kucintai berada bersamaku selamanya. Aku benci kesementaraan kita, aku benci berlalunya waktu. Di tepi kebahagiaan yang kumiliki kini, ada duka yang merayap, bahwa semua ini akan berlalu.
Aku menulis karena aku bersyukur memiliki pikiran, perasaan, kedua tangan, lengkap dengan jari jemarinya. Selainnya, aku adalah orang yang mudah terkagum-kagum pada Alam ciptaan-Nya. Mungkin, banyak yang tak tahu rasa indahnya berada di bawah senja yang tiba-tiba datang, perak dilangit-langit, gemuruhnya hujan, dan harumnya rumput di pagi hari.
Aku menulis karena aku sendirian dan berjalan di dunia sendirian. Hidupku adalah milikku, dan tak seorang pun tahu apa yang telah aku lalui, dan lebih mengherankan lagi, kadang aku pun tak tahu. Aku hanya menulis, karena kadang aku hilang kekuatan untuk bertahan. Aku menulis karena aku gila pada ajaibnya kehidupan ini, dan kurasa aku harus melakukan sesuatu selain membuangnya ke tempat sampah.
Aku menulis karena ada cerita-cerita yang dilupakan orang untuk diceritakan. Karena aku seorang perempuan yang kerap dipandang lemah oleh mereka yang bernama laki-laki. Aku menulis karena aku menyukai kata-kata. Teramat menyukai puisi, juga harumnya kertas.
Aku menulis karena aku mencoba menjadi lebih hidup, menemukan jarak di ruang kecilku sendiri, mendorongnya keluar dan memberinya warna dan bentuk. Aku menulis karena aku terlalu miskin untuk membuat dunia khayalku menjadi nyata, dan menulis mungkin adalah satu-satunya yang kumiliki.
Aku menulis karena aku kadang tak mengerti apa yang benar-benar kurasakan.
Aku menulis karena rasa bahagia yang Tuhan berikan. Aku menulis karena rasa pedih yang tak bisa kusampaikan dan bagaimana membuat rasa itu diterima; bagaimana membuat diriku kuat dan kembali pulang, menemukan jalan terbaikku. Aku menulis karena aku punya hati dan itu mungkin satu-satunya rumah sejati yang pernah benar-benar kumuliki.
Pada akhirnya, aku menulis karena aku ingin merekam semuanya selagi aku masih muda dan masih bisa mengingat semuanya dengan benar. Dan aku ingin aku punya sesuatu yang bisa kuceritakan saat aku tua nanti.
Sejak dulu, aku terbiasa mencatat setiap kejadian mengesankan, membahagiakan, mengharukan, dan memedihkan dalam hidup ini.. Sekarang, saat aku kesal, benci, marah, tidak puas, pesimis, negatif, aku akan mengambil buku untuk menuliskannya.Aku mengakui, bahwa semua itu hanya perasaan, dan perasaan bisa berubah. Aku juga tahu itu adalah energi yang ingin menemukan tempatnya.
Aku mulai menulis dari kebahagian dan kepedihan setiap hari, yang pada akhirnya akan menghadirkan kecintaan pada hidupku yang kecil dan sering kehilangan arah ini. MePost Optionsngapa aku menulis? Ya, karena aku lebih memilih menutup mulut dari pada mengumbar egoku untuk bercerita pada mereka. Aku menulis, untuk menyembunyikan ego sejatiku, bahwa aku ingin keabadian, aku ingin orang-orang yang kucintai berada bersamaku selamanya. Aku benci kesementaraan kita, aku benci berlalunya waktu. Di tepi kebahagiaan yang kumiliki kini, ada duka yang merayap, bahwa semua ini akan berlalu.
Aku menulis karena aku bersyukur memiliki pikiran, perasaan, kedua tangan, lengkap dengan jari jemarinya. Selainnya, aku adalah orang yang mudah terkagum-kagum pada Alam ciptaan-Nya. Mungkin, banyak yang tak tahu rasa indahnya berada di bawah senja yang tiba-tiba datang, perak dilangit-langit, gemuruhnya hujan, dan harumnya rumput di pagi hari.
Aku menulis karena aku sendirian dan berjalan di dunia sendirian. Hidupku adalah milikku, dan tak seorang pun tahu apa yang telah aku lalui, dan lebih mengherankan lagi, kadang aku pun tak tahu. Aku hanya menulis, karena kadang aku hilang kekuatan untuk bertahan. Aku menulis karena aku gila pada ajaibnya kehidupan ini, dan kurasa aku harus melakukan sesuatu selain membuangnya ke tempat sampah.
Aku menulis karena ada cerita-cerita yang dilupakan orang untuk diceritakan. Karena aku seorang perempuan yang kerap dipandang lemah oleh mereka yang bernama laki-laki. Aku menulis karena aku menyukai kata-kata. Teramat menyukai puisi, juga harumnya kertas.
Aku menulis karena aku mencoba menjadi lebih hidup, menemukan jarak di ruang kecilku sendiri, mendorongnya keluar dan memberinya warna dan bentuk. Aku menulis karena aku terlalu miskin untuk membuat dunia khayalku menjadi nyata, dan menulis mungkin adalah satu-satunya yang kumiliki.
Aku menulis karena aku kadang tak mengerti apa yang benar-benar kurasakan.
Aku menulis karena rasa bahagia yang Tuhan berikan. Aku menulis karena rasa pedih yang tak bisa kusampaikan dan bagaimana membuat rasa itu diterima; bagaimana membuat diriku kuat dan kembali pulang, menemukan jalan terbaikku. Aku menulis karena aku punya hati dan itu mungkin satu-satunya rumah sejati yang pernah benar-benar kumuliki.
Pada akhirnya, aku menulis karena aku ingin merekam semuanya selagi aku masih muda dan masih bisa mengingat semuanya dengan benar. Dan aku ingin aku punya sesuatu yang bisa kuceritakan saat aku tua nanti.
1 komentar:
keep writing and keep blogging..
:D
Posting Komentar